Pada masa persaingan dan peperangan partai politik, Istilah kata KAFIR juga sangat mudah sekali digunakan oleh seseorang atau kelompok orang untuk mengkafirkan orang/kelompok lain yang berbeda pandangan dan strategi politik, walau mereka tahu bahwa orang atau kelompok orang yang berbeda strategi politik tersebut adalah orang yang secara zahir juga bersyadat, terlihat mendirikan sholat, juga bersedekah, membayar zakat, dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama. (Pandangan batin di luar hal ini, hanya kembali kepada Allah yang maha tahu).
(Sehingga menimbulkan kesan bahwa ketika mereka mengkafirkan orang2 yang jelas-jelas beragama Islam tersebut, seakan-akan mereka memaksakan keinginan supaya orang/kelompok yang berbeda partai tersebut supaya lebih baik menjadi kafir saja, walau mereka tahu mereka yang berbeda partai tersebut sebenarnya juga beragama Islam).Pada masa Rasulullah, orang yang sudah memeluk agama Islam akan dibina dan dipersatukan dalam persaudaraan Islam yang rahmatal lil-`alamin, yang masih lemah pengetahuan Islamnya akan dididik, dll, tidak malahan dianjurkan untuk kembali menjadi KAFIR dengan menyebut mereka KAFIR.
Lebih dahsyatnya lagi, demi memenangkan pertarungan politik ini, orang bahkan tidak lagi segan memfitnah (membuat berita hoax) salah satu perbuatan dosa besar yang juga dikategorikan oleh beberapa mazhab sebagai perbuatan yang mendekati kufur (perbuatan kekafiran itu sendiri). Hal dahsyat lainnya adalah, di antara yang dikafir-kafirkan itu adalah para Ulama yang dikenal sholeh, Alim, tawaddu` (yang sebelumnya mereka hormati, mereka harapkan doa dari mereka, dll).
Sehingga sebelumnya adalah menjadi murid yang hormat kepada gurunya, sekarang murid itu pun begitu tega mengkafirkan gurunya yang sebenarnya juga beragama Islam. Sebelumnya, menjadi guru yang santun membina muridnya, kini guru itu pun sanggup mengkafirkan muridnya yang dianggap tidak separtai. Sebelumnya adalah menjadi pertemanan yang sangat akrab, sekarang hilanglah sudah harmonisasi pertemanan dalam Islam mereka, karena saling kafir mengkafirkan.
Komentar Pesbuker: Strategi Politik Saling Kafir Mengkafirkan